Kisah Putri Diana Memberontak Terhadap Kemunafikan Keluarga Kerajaan Inggris – Semenjak Putri Diana sah tercantum dalam silsilah House of Windsor sehabis perkawinannya dengan Pangeran Charles pada 29 Juli 1981.
Kisah Putri Diana Memberontak Terhadap Kemunafikan Keluarga Kerajaan Inggris
dianaprincessofwalesmemorialfund – Tidak heran apabila anak-anak mereka, William serta Harry, ingin tidak harus membiasakan diri. Di suatu saat, bersama ibunya mereka nampak bahagia main jet ski di Club Med, mengenakan T- shirt serta badan berlumur suncream. Di dikala lain, bersama si papa mereka nampak bergaya kelu dengan jaket serta sepatu mengkilat. Ibaratnya, rambut terurai seperti ibunya, dengan busana dijahit seperti bapaknya.
Melansir tabloidbintang, Dalam novel Diana: Her True Story( 1992), yang bagi pengarangnya, Andrew Morton, ditulisnya bersumber pada tanya jawab dengan Diana, Keluarga Kerajaan ditafsirkan dingin, tanpa marah, apalagi kejam. Tidak seperti pandangan keluarga Inggris pada biasanya yang bahagia serta silih hirau. Kalangan royalist mendakwa isi novel itu cuma isapan jempol. Tetapi, 3 tahun setelah itu, dalam wawancaranya di program Pemandangan BBC yang populer itu, Diana mengkonformasikan dirinya memanglah terletak di balik penyusunan novel itu.
Baca juga : Kisah Tragis Putri Diana
Nama baik Keluarga Kerajaan juga dan merta tercoreng, kala Diana berkata mereka serupa sekali tidak berupaya membagikan sokongan padanya, durasi Charles ikut serta cinta dengan perempuan lain. Diana pula berkata penyakit bulimia yang sempat dideritanya merupakan sejenis” isak memohon bantu” yang tidak sempat dijawab oleh satu juga badan Keluarga Kerajaan.
Saat sebelum tanya jawab itu, persisnya 6 bulan sehabis terbitnya novel Diana: Her True Story, Kesatu Menteri Inggris durasi itu, John Major, memublikasikan pada Parlemen kalau Diana serta Charles menyudahi buat berakhir, tetapi tidak terdapat konsep buat berpisah. Pemikiran kalau Istri raja memiliki berperan dalam perceraian itu langsung merebak. Alangkah tidak. Ketenaran Charles selaku calon raja sudah dikalahkan energi pikat Diana. Banyak pengamat Keluarga Kerajaan beropini, situasi itu tidak berkenan di batin Istri raja. Hingga perceraian itu cuma rekayasa yang hendak berakhir pada perpisahan. Karena, biarpun Diana berkata tidak ingin berpisah, hukum di Inggris mensahkan seorang mematahkan pendampingnya dengan cara sepihak, sehabis era perceraian melampaui 5 tahun.
Belum melalui 5 tahun, pada Desember 1995 Charles menyambut pesan dari Istri raja bermuatan anjuran supaya mereka berpisah. Serta Charles sepakat. Diana tidak menunggu hingga didepak. Kesimpulannya, pada Februari 1996 Diana memublikasikan persetujuannya buat berpisah dengan Charles. Aku sudah membagikan( pada Kastel) seluruh yang mereka mau. Serta mereka sedang belum puas, tutur Diana pada Daily Mail, buat menanggapi dakwaan sahabat Charles terhadapnya, kalau ia manipulator yang tidak memiliki malu.
Untuk mayoritas perempuan yang berawal dari kelasnya, jadi badan House of Windsor tentulah menyenangkan. Andaikan mengikuti keinginan Keluarga Kerajaan, seluruh tentu selesai. Tetapi Diana justru memberontak kepada kemunafikan itu, serta mencari jalannya sendiri. Sementara itu resikonya mahal. Perpisahan itu diiringi dengan dicopotnya titel Her Royal Highness yang disandang Diana. Tetapi siapa dapat melawan, seperti yang diucapkan Kesatu Menteri Tony Blair, Diana sudah jadi” The Peoples Princess”?
Nyaris seluruh yang Diana jalani bertentangan dengan kekolotan Keluarga Kerajaan. Diana sempat bersalaman, apalagi merangkul pengidap AIDS serta abras. Apalagi sempat, di tengah malam Diana mengajak sang anak pertama William mendatangi kalangan gembel di jalan- jalan di London. Saat sebelum Diana, tidak terdapat badan Keluarga Kerajaan yang melaksanakannya. Inilah yang membuat Diana terasa memikat di mata alat, serta membuat ritual serta kekakuan Keluarga Kerajaan kian terasa.
Dalam membesarkan buah hatinya, Diana memajukan pandangan penuh emosi. Lagi Keluarga Kerajaan lebih menekankan pada pandangan kewajiban serta kodrat( selaku generasi darah biru). Diana, yang ibu dan bapaknya berpisah, mau jadi bunda yang bagus. Hingga ia berupaya memberitahukan pada William serta Henry kehidupan yang sesungguhnya.
Misalnya, menyesuikan mereka mengantri di gerai dikala melunasi benda yang mereka beli. Dalam tanya jawab dengan Le Monde, Diana berkata alangkah berarti menurutnya apabila dapat dekat dengan buah hatinya. Papa aku mengarahkan supaya aku menganggap orang lain tanpa diskriminatif. Aku percaya ini pula hendak dicoba William serta Henry, tutur Diana.